
Mengelola keuangan bulanan untuk keluarga adalah hal yang sangat penting untuk di perhatikan. Mau penghasilan besar atau pun penghasilan kecil, tata kelola keuangan harus tetap di adakan.
Para ahli bisnis dan ekonomi mengatakan bahwa seorang yang mampu mengelola uang 100.000 dengan baik maka ia sudah bisa di percaya untuk mengelola uang 100.000.000 dengan baik.
Sedangkan seseorang yang tidak mampu mengelola uang 100.000 saja maka di pastikan bahwa tidak akan mampu mengelola keuangan 100 rupiah dengan baik.
Banyak keluarga yang gagal mengelola keuangan keluarganya hingga terjebak pada berbagai masalah salah satunya adalah masalah ekonomi.
Masalah tersebut pun semakin besar dan berat bila tidak segera dicarikan solusi, dan hanya menimbulkan masalah salah satunya adalah cerai.
Maka dari itu sebelum masalah-masalah timbul dalam keluarga akibat masalah ekonomi, ada baiknya kamu membaca artikel berikut ini :
Tips Mengelola Keuangan Bulanan Ala Keluarga Milenial
1. Membuat Daftar Anggaran
Buatlah daftar anggaran pengeluaran dan pemasukan untuk pengelolaan keuangan keluarga yang di miliki.
bisa dengan melakukan pencatatan secara khusus atau membagi anggaran langsung menggunakan amplop atau semacamnya.
Bila mencatat tinggal membuat pos-pos anggarannya misal belanja dapur, listrik dan air, biaya sekolah anak dan sebagainya
Cara ini sangat efektif untuk mengatur keuangan, tapi kekurangannya adalah sering terjadi over budget akibat uang riil-nya tercampur antara satu pos dengan pos lainnya.
Akibatnya kita tidak tau memperhitungkan kekuarangan atau kelebihan tiap pos anggaran yang di buat. Sedangkan, bila membuat anggaran secara langsung bisa membagi menggunakan amplop.
Misalnya membuat amplop untuk belanja dapur, amplop tagihan air dan listrik, amplop pendidikan anak, amplop transportasi, amplop dana tabungan dan semua bentuk pengeluaran rutin bulanan.
Cara ini juga sangat efektif dalam mengatur keuangan bulanan keluarga. Cara ini akan memberikan informasi yang cukup akurat soal kekurang dan kelebihan anggaran tiap pos-pos pengeluaran.
Kekurangnya adalah terjadi kebingungan ketika ada sebuah amplop anggaran yang kurang dan dan tidak mencukupi sehingga binging tidak tau harus di ambilkan dari mana dananya untuk melengkapi.
Namun untuk menutupi kelemahan tersebut, bisa dengan membuka pos amplop anggaran baru dengan nama dana talangan atau bila tidak ingin ribet bisa menggunakan amplop tabungan sebagai penambal kekurangan anggaran.
Toh semua isi kelebihan dari tiap amplop anggaran nantinya akan dimasukkan kedalam amplop dana talangan atau dana tabungan.
2. Melakukan penghematan di segala bidang
Hemat bukan berarti pelit, tapi hemat adalah menggunakan sesuatu seminimal mungkin guna mendapatkan manfaat semaksimal mungkin.
Mulailah melakukan langkah-langkah penghematan diberbagai bidang misanya menghemat listrik dengan mengganti lampu hemat energi. Penggunaan air secara bijak dan tidak berlebihan.
Berusaha memasak masakan sendiri ketimbang beli masakan dari luar. Lebih memilih untuk membeli bahan makanan ketimbang membeli makanan instan.
Demikian pula pada bagian transportasi, bila memang butuh trasportasi bisa menggunakan motor alangkah bainya pakai motor ketimbang pakai mobil.
Intinya lakukan penghematan diberbagai pos pengeluaran agar sisa anggaran dalam amplop pengeluaran semakin besar.
3. Jangan mudah tergiur Barang-barang konsumtif
Adanya gadget, jaringan internet, marketplace dan sistem pembayaran COD dan pay later adalah satu tantangan baru di era digital ini.
Melalui gadget, ada banyak macam produk yang bisa di lihat dan di pilih dengan berbagai penawaran menarik.
Ada promo, ada bonus potongan, ada tiket undian, ada poin belanja yang menarik orang untuk melakukan action pembelian.
Ada pula sosial media yang memajang berbagai foto produk makanan yang merangsang selera makan untuk segera di pesan di aplikasi pengantaran.
Yang paling bikin bersemangat untuk membeli produk di internet adalah system pembayaran COD atau bayar di tempat tujuan. Dan inovasi system pembayaran terbaru adalah sistem Pay Later atau bayar nanti dengan sistem bayar di kredit / angsuran.
Jangan mudah untuk tertarik dengan barang-barang sifatnya konsumtif dan tidak mendesak. apalagi menganggap enteng harga suatu produk yang murah hanya puluhan ribu rupiah.
Kerbiasan orang menganggap harga barang yang cukup murah hingga mereka mau membelinya, karena keasikan membeli tanpa terasa barang yang di pesan cukup banyak,
Harga itemnya memang puluhan ribu tapi bila dikali banyak jumlahnya juga bisa jadi jutaan rupiah
Sebagai kesimpulan : Masalah ekonomi keluarga itu timbul dari kita sendiri yang terkadang gagal untuk Mengelola Keuangan Bulanan Keluarga.
Tidak mampu untuk mengendalikan diri dari jiwa konsumtif dan tidak bisa melakukan penghematan yang selalu di anggap sepele.
Padahal, dengan penghasilan pas-pasan bila di kelola secara bijaksana maka masalah ekonomi dalam keluarga akan mampu terselesaikan dengan baik.
Ingat, banyak keluarga yang hancur di sebabkan oleh 3 masalah yaitu pertama karena ada orang ketiga, penyebab kedua adalah persoalan mengurus anak dan yang ketiga adalah karena masalah ekonomi.